Postingan

Entri yang Diunggulkan

--- Tentang Kerinduan ---

Gambar
... (Catatan 'Ar, ) . Melupakan orang yang pernah dekat dengan kita itu adalah tentang keasyikkan. Ada waktu-waktu dimana kita diam-diam merindui; Ingin bertanya kabar, menyapa sejenak, pun waktu-waktu ingin berbagi canda lagi. Padahal, telah ada sepakat untuk tak saling bicara. Sepakat untuk Membunuh semua kenangan yang ada.  Itulaah hal yang seringkali menjadi sekat untuk tak mencandai. Ada ragu untuk menyapa dia, apalagi bilang bahwa kita merinduinya. . Maka, hati kita mufakat agar tak sedikit mengganggu keputusan yang terbuat. Dan jalan satu-satunya adalah kita memperhatikannya dari kejauhan. Memandang perkembanganya, menyimak kicauanya, menunggu statusnya. Sambil sesekali saat rindu tak lagi di tahan diri, ada kata yang keluar untuk menyapanya lagi. Ahh; itulah asyiknya. . Bagi(ku), Orang-orang yang ingin kita lupakan sejatinya tak benar benar terlupakan, itu hanya perubahan dari sebuah kedekatan menjadi kerinduan. Merentas jarak sejenak, lalu kemudian menerima den

Yang Mengkhawatirkan

Gambar
Akan tetapi, yang paling menyakitkan dalam hidup kita bukan soal luka sebab dunia. Namun sembilu sebab dosa yang terus mengiris-ngiris, mencabik-cabik dan mendegupkan kecemasan. Setiap hari, setiap waktu. Ia menenggelamkan hati makin pekat, menghilangkan kemesraan, lantas mengulang-ngulang dosa hingga makin ringan melakunya. Akan tetapi, alangkah baiknya, jika dosa yang begitu menyesakkan makin menuntun pada taubat yang kian menjulang, pada taubat yang kian menghebat. Semoga, sebab dosa tak menuntun pada keputus asaan. Karna ia justru yang mengkhawatirkan. Duhai hatiku yang rindu pada persujudan mesra, teruslah berkarya dengan baik sangka. Pada tempat di manapun adanya. Sebab, ketika hati senantiasa berniat baik, tentu akan Allah pertemukan dia dengan hal-hal baik, orang-orang baik, tempat baik, pun kesempatan berbuat baik. Teruslah mengemudi hati di jalan taat, pada kebaikan dalam nikmatnya ibadat. Karna sesholih apapun seseorang, tentu tak lepas dari dosa yang menggetarkan, akan

Semua Bisa Berubah

Gambar
Yang hari ini baik-baik saja, boleh jadi besok terluka. Karna semua hal bisa berubah, termasuk juga perasaan. Kita boleh saja hari ini bilang suka, tapi boleh jadi besok tidak. Karna perasaan itu tak pernah menentu, apalagi masalah hati, begitulah. Maka jangan berlebihan dalam perkara apapun. Apalagi menambatkan harapan dan perasaan pada seseorang. Duh, bisa sakit sekali jika besok tak jadi membersamai. Jadi tetaplah jaga perasaanmu. Lalu fokus saja pada setiap tujuanmu. Ar Zufar

Duhai Hatiku,

Gambar
DUHAI HATIKU, Y ang rindu pada persujudan mesra, teruslah berkarya dengan baik sangka. Pada tempat di manapun adanya. Sebab, ketika hati senantiasa berniat baik, tentu akan Allah pertemukan dia dengan hal-hal baik, orang-orang baik, tempat baik, pun kesempatan berbuat baik. Teruslah mengemudi hati di jalan taat, pada kebaikan dalam nikmatnya ibadat. Karna sesholih apapun seseorang, tentu tak lepas dari dosa yang menggetarkan, akan tetapi dia menyembunyikan diam-diam, lalu beristighfar, dan berjuang untuk tak mengulang kesalahan." Ar Zufar

Untuk Waktu Yang Panjang

Untuk memulai catatan kecil ini, aku tidak tau harus memulai dari mana, aku tidak tau harus bagaimana. Yang jelas, aku hanya ingin berbicara tentang sebuah pertemuan, tentang permulaan, tentang awal-awal. Cerita pendek yang tak akan pernah usai, cerita sesaat yang tak akan pernah berhenti walau kita terpisahkan jarak sejauh apapun. Meski mata tak saling menatap, meski langkah kaki tak menapak tempat yang sama. Aku, akan memulai dengan sebuah pertemuan. Ini bukan cerita, ini hanya catatan yang berserakan, yang kukumpulkan untuk mengabadikan kenangan-kenangan ku bersama mu. Ini untuk seseorang yang hatinya patah, untuk kalian yang sudah lama terpenjara di bianglala perasaan. Ini untukku agar terus semangat berbenah, agar diri makin memahami hakikat pertemuan. Agar hati yang kupendam makin terlapangkan. Ini sebuah catatan kecil. Untuk menginsyafi, bahwa sejatinya, dalam perjalanan panjang yang di lalui, kita tak akana pernah saling memiliki. Kamu; satu kata yang menjadikanku selalu berp

Aku Mampu, dan Perjalanan Yang Harus di Tuju

Gambar
Saat kulihat dunia kini, ternyata kehidupan tak seindah warna yang di tawarkan. Masa depan yang memisteri, pribadi yang kadang terbolak-balik, lelaku yang jauh dari baik, membuat perjalanan susah di tebak. Kadang terlintas di benak, apakah perjalanan yang begitu panjang ini mampu untuk di lewati, setelah mengetahui bahwa ia berliku dan memiliki duri di sana-sini? Mampukah? Sebagai seorang lelaki misalnya, yang kelak akan menjadi pengatur sebuah pernikahan. Beban dipundak berlipat, bekal yang di siapkan tentu berat. Maka, benak ini menjadi kerdil. Terlebih sekarang masih sebagai lelaki yang masih membutuhkan ulur tangan seseorang. Sebegitu nikmatkah pernikahan yang di tawarkan? Mungkin iya, di dua, tiga, lima, atau di empat tahun pertama saja. Selebihnya adalah seonggok perjuangan untuk melatih kesetiaan. Ya sebab, baru di detik lalu mata ini menyaksikan, lelaki yang dulu ku kenal tangguh, pejuang kehidupan, rela demi apapun untuk menguatkan pernikahan, wajahnya ceria di hari-h

Pergi MendekatiNya, Baru Kemudian dia

Gambar
Kamu-- Jika kamu menghijrahkan diri dari dia kepada Dia, maka Dia akan mendekatimu sedekat-dekatnya. Jika kamu meninggalkan dia untuk kemudian mendekatiNya agar menemukan dia, maka hatimu kurang peka kepada Dia. Tinggalkan dia karna Dia, untuk Dia. Jikapun nanti kamu tak menemukan dia, hatimu sungguh telah sempurna untuk Dia. Jika kamu memenuhi hatimu dengan dia tapi lupa pada Dia, maka Dia akan menyibukkanmu untuk dunia. Jika rasa yang tumbuh kepada dia jauh lebih rimbun dari pada kecintaan pada Dia, maka kamu tak kan pernah menemukan apa itu bahagia. Jika dia lebih kamu bayangkan pesonanya daripada gigil takut kepada Dia, maka semestamu akan linglung kedepannya. Absurd dan tak bercahaya. Dia, Dia, Dia baru kemudian dia. Hijrahkan hatimu untuk Dia, tapi mendakiti Dia bukan agar menemukan dia. Dekati Dia dengan kepercayaan bahwa esok dia akan menemukan kita. Jikapun tidak, setidaknya hati kita telah sempurna kepada Dia. Zen. Ruang Berjendela, 050817

Di Ujung Kita

Gambar
--Untuk Sebuah Pertemuan-- Terima kasih untuk kesempatan mengenalmu. Kalian adalah bunga-bunga yang mengharumkan nafasku. Menyejukkan pandangan, menentramkan perasaan. Setiap waktu, setiap rindu. Duhai, bagaimanapun pertemuan kita telah menguncup bahagia, bersenang-senang, tertawa. Hingga tak terasa, bahagia melupakan kita bahwa setiap hembusan akan berhenti, bahwa setiap bunga akan layu menggugurkan diri. Tetiba aku tersadar, kita telah berada di ujung kelayuan. Dan esok, hanya menunggu untuk digugurkan. Berpisah, terhijabkan   ukhuwah. Ma'af, atas segala noda yang menyakitkan cinta. Untuk bakti yang tak sempurna, untuk alpa yang kusengaja,  untuk nestapa yang mengalirkan air mata. Terima kasih untuk kesempatan mengenalmu, kalian adalah cermin tempatku mengaca. Bahwa aku yang banyak cela, mencoba mematut kalian yang bercahaya. Setiap waktu, setiap rindu. Maka terbanglah, duhai!  bersama angin yang menggugurkanmu, bersama seorang esok yang baru. Setin