Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2016

Bahagia(ku)

Gambar
.... Catatan 'Ar Kamu tau rasanya kecewa?Bagiku Persis seperti pena tak bertinta; kosong, tergeletak, tak bisa berbagi karya, tak ada yang peduli padanya. Cukup begitu. Hanya bisa diam membisu. Sakit? Mungkin itulah rasanya, perih? Begitulah hakikatnya, sebab kecewa dengan sakit hati itu hanya beda setipis benang saja. Penuh sembilu, bertabur luka akan rindu. Begitulah kiranya yang kurasa untukmu, setelah ucapan kepergianmu dulu. Setelah kita sepakat untuk tak lagi mendekat. Terlebih, setelah ku ketahui, bahwa kini kau tak bisa lagi kumiliki. Ya, Mirip pena kosong tergeletak di sudut ruangan. Ini sungguh salahku, yang dulu terlampau berharap padamu. Jadi, biarkan segala sendiri ini aku yang menikmati. Aku hanya bisa memandangmu dari jauh, melihatmu bahagia dengan keputusanmu, sembari kuucap dedo'a, semoga aku cepat menyusulmu bahagia. Kamu tau obat kecewa ini? Dan Bagaimana caranya mengobati? Yah, ku lagi-lagi aku belajar seperti pena kosong itu, ia mengikhlaskan s

--Tentang Sunyi(ku)---

Gambar
.... Catatan 'Ar Seringkali ku telusuri ketenangan rindu di antara remang-remang. Ada sedikit bahagia yang kuciptakan untukmu; meski terkadang riuh cemburu datang menghempas, mencuri kegelapan yang ada. Menerbangkan segala yang ku sketsa. Lantas, aku bisikkan cinta pada temaram. Pada sunyi-sunyi yang bernada mati. Menitipkannya lewat hempas nafas yang bergelora; Tentang mu, tentang kita, tentang segala. Maka saat itu, Aku mengingat lekat kata-kata yang kamu potret bersama. "Akhi..." katamu di berisiknya hujan sore itu. "Biarkan kusimpan cinta(ku), menikmatinya dengan rindu-rindu. Akan kujaga ia dengan terus mengadakan perbaikan terhadap diriku. Menutup hati terhadap debu yang terbang memburu. Membunuh segala cinta yang tumbuh belum pada waktunya. Esok, di hari yang entah, jika taqdir barbaik hati menyatukan kita. Berbahagialah, itulah semerbak wangi dari cinta yang diam-diam kupupuk selama ini. Itulah harmoni dari pesona yang sembunyi-sembunyi kurajuti

Tentang Beda

Gambar
.... Catatan 'Ar Waktu mengubah segala yang ku punya tentangmu. Tentang semua kenangan di antara kita, aku merasa, kamu tak lagi sebagai seorang yang ku miliki. Tatapanmu yang melukiskannya, senyummu yang menyiratnya, pun jua sikapmu, yang dulu ceria, kini tak lagi kudapatinya. Kamu bagai kupu-kupu tak bersayap. Terbang dengan tanpa keindahan, menari tanpa kepakan. Segalanya berubah; sejak pertemuan di senja yang mulai memerah. Saat itu, di gemerlap yang mulai temaram. Ada bisikanmu yang menggetarkan rinduku tentangmu. Bahwa di balik keterhijaban esok lusa, tak ada kepastian bahwa kamu akan kumiliki selamanya. Lantas kamu mengucap perpisahan. Yah, aku faham. Ini tentang prinsip hidup, yang menjadikan kita harus rela, bersama menikam perasaan di setiap waktu yang ada. Tapi, bukan berarti aku membencimu. Tidak, aku tak ingin membenci siapapun. Aku menghargai keputusanmu, meski dengan derai tangis dan pedih yang menusuk. Aku menangis bukan berarti  memintamu untuk kembali

Memakna Kita

Gambar
.... Catatan 'Ar Di antara keriuhan tawa, kita bersama menggenggam jemari, menari untuk menggapai mimpi-mimpi. Ada aku, ada kamu, yang perlahan berubah menjadi kita; Bersama merasai liku-liku hidup, untuk saling faham dan percaya. Untuk saling setia dan mencinta. Kadang ada tangis, dan itu waktu-waktu terharmonis di antara kita. kamu bersandar di dadaku menumpahkan segala air mata. Bercerita; tentang luka, tentang nestapa, tentang cita, dan sedikit tentang bahagia. Kita saling peduli, lantas menyayangi. Meski cemooh datang bertubi-tubi, menggempur ukhuwah yang tengah tumbuh bersemi. Kebersamàan kita, selalu bercerita prihal berbagi dan mengorbankan diri. Setiap ada luka di antara kita, satu rela membagi cerita. Lalu kemudian mengorbankan segala waktu demi kebahagian bersama. Aku dan kamu itu istimewa; di bangun di atas jalinan cinta, yang di kokohkan dengan iman-iman di dada. Harap ku hanya; aku bisa membersamaimu di perjalanan panjangmu. Merentas segala cobaan